Tengoklah ke Belakang, Sekali Saja

HAMPIR setiap hari aku pergi beraktivitas bersama si merah yang ku beri nama mia, motorku. Tempat tinggalku lumayan cukup jauh menuju kabupaten tempatku beraktivitas. Kurang lebih waktu yang ditempuh untuk bisa sampai ke kabupaten kota dari rumah ku adalah 45 menit.

Seperti jalan raya pada umumnya, jalan raya yang ku lewatipun didominasi oleh tanjakan dan turunan. Belokan yang terjal sekaligus menanjak. Rute itu yang sering ku lewati. Sebenarnya bukan karena aku pandai membawa motor tapi hanya sekedar untuk menghemat ongkos.
Sering sekali orang-orang begitu beraninya melewati truk-truk besar saat melaju. Apalagi pas tanjakan yang diikuti belokan. Trek itu memaksaku untuk melewati truk yang berjalan lambat didepanku. Kata orang jika tidak dilewati, khawatir truk itu berhenti mendadak.

Aku sebetulnya takut saat harus lewati truk. Terlebih jika kendaraan padat. Sesekali aku lihat spion apakah dibelakang ada yang hendak menyusul juga atau tidak. Selain itu aku pun menyalakan lampu sein. Itu adalah isyarat bagi kendaraan yang dibelakang bahwa aku mau lewat, sehingga mereka yang dibelakang bisa menunggu giliran.

Namun, dalam keadaan tertentu aku terlalu sering melihat kaca spion. Ntah kenapa. Itu seperti sudah refleks saja. Padahal tidak jarang gara-gara sering melihat spion, niat melewati kendaraan di depan pun diurungkan.
Tiba-tiba aku terpikir tentang lampu sein dan kaca spion kehidupan. Dalam hidup setiap orang pasti ingin melaju dengan cepat dan bertumbuh. Aku berfikir bahwa lampu sein itu ibarat dream book yang dideklarasikan pada orang-orang. Jika lampu sein terus menyala dan kita tidak juga melaju menyusul kendaraan didepan, mereka yang melihat dibelakang pasti akan bilang “woy… kapan mau maju?”. Sama halnya dengan dream book yang kita deklarasikan. Mereka yang tau dream kita, pasti akan mendorong kita untuk terus maju. Dan pasti akan mengingatkan “kapan mau mencapainya?”.

Saat hendak mencapai dream tersebut kita pasti selalu mengingat dulu masalalu. Ya, agar kita tidak salah salah langkah. Barangkali dulu kita pernah berbuat kesalahan dan di masa depan kita tidak ingin mengulanginya. Namun, jika terus-terusan melihat masa lalu, akhirnya membuat kita takut untuk melangkah. Itu sama halnya saat aku terlalu sering melihat kaca spion. Akhirnya apa? akhirnya aku tidak jadi menyusul truk itu.
Dari kejadian itu aku tau bahwa dalam hidup, aku tidak perlu terlalu sering melihat kaca spion kehidupan. Itu hanya akan membatasi kekuatanku saja. Lihat kaca spion hanya sekali saja, kemudian segera melaju. Dan jangan lupa agar menyalakan lampu sein kehidupan agar semua orang tahu dream yang aku ingin capai dan mereka semua mendukungku. Barang kali itu penyebabnya sering terjadi tabrakan pendapat dengan orang terdekat, karena aku tidak menyalakan lampu sein kehidupan. Aku tahu sekarang.

Allah selalu bersama hamba yang bertaqwa


Masa penantian pangeran hati adalah hal yang benar-benar butuh kesabaran yang besar. Butuh perjuangan dalam penantian. Begitu banyak godaan yang menyapa agar aku ikut didalamnya. Tidak. Tidak akan sekali lagi saya terbuai dalam lubang yang sama.

Perjalanan panjang yang ku alami hingga mengantarkan ku pada tempat ini, tidak akan lagi aku nodai dengan hanya setitik perbuatan yang tak bernilai. 

Yang harus ku akui bahwa Allah selalu mengawasi setiap hamba Nya. Saat hamba Nya tersesat pun Dia ada besama kita. Jika tidak, bagaimana mungkin seseorang yang sudah tercebur pada dunia sesat akan kembali menemukan cahaya jika bukan Allah yang menuntunnya?

Masalahnya saat ini adalah tidak semua orang mampu menangkap sinyal bahwa Allah selalu bersamanya.

Hari ini saya akan mulai gencar merayu Allah agar Dia segera mempertemukan ku dengan nya (jodohku). Aku tau dia adalah rahasia bagi ku. Namun aku akan bersamanya di masa depan. Aku akan sebut namanya dalam doa agar kelak bukan cinta yang memilih nya, tapi Allah yang memilih nya untuk ku cintai.

- dari seseorang hamba yang yaqin Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu -

Karena Kita Tak Pernah Tau, Dari Mulut Siapa Doa Terkabul

"Catatan ini saya salin dari teman kuliah saya Verawati HI 97 UMY, dulu aktif di UKM Bahasa Inggris dan pernah jadi Ketua Student English Activity (SEA - UMY)


Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

Itu salah satu ayat yang pernah ku baca, dan kuyakini kebenarannya. Dan keyakinan itu juga yang membuatku ketar-ketir ketika masa pencarian jodoh tiba, kira-kira sepuluh tahun silam. Pasalnya...aku ngerasa masih jauuh dari kriteria "wanita baik" dalam ayat diatas. Shalat secukupnya, ngaji ala kadarnya, puasa senin kamis..? wah..jangan ditanya..(eh, jangan ditiru ya...). Jadi..aku lumayan kuatir, kalo belum sempet memperbaiki diri, eh..udah datang takdirnya ketemu jodoh. Pasti ntar dapetnya yang kurang lebih sama. Padahal aku ngarep banget bakal dapet suami yang lebih oke segalanya, yang bisa jadi imam, bertanggung jawab, gemar menabung, bisa diajak kondangan, de el el..

Dan tibalah masa itu....

Diluar dugaanku, ndilalah..eh..maksudnya Alhamdulillah banget...kok Allah kasih aku suami yang baiknya masya Allah..,beyond my expectation..
Suami yang membuatku berniat untuk mengabdikan diri dengan sepenuh hati. Suami yang membuatku bersyukur setiap saat. Suami yang dengan sigap bangun dari tidur nyenyaknya di tengah malam, karena istrinya pengen nasi goreng, padahal nggak lagi ngidam, dan masa honeymoon dah lewat jauh.
Suami yang....udah ah.., detailnya nggak usah diceritain ya...ntar dikira pamer, hehe...

Awalnya aku heran dan terus berfikir..kok bisa ya...? kok aku dapet jodoh yang oke banget, padahal akunya biasa aja. Sampai pada suatu hari, tiba-tiba aku teringat pada sebuah peristiwa dimasa silam, begini ceritanya ;

Pas jaman kuliah dulu, naik bis jurusan lampung - jogja merupakan sebuah rutinitas yang kulakoni tiap lebaran dan liburan. Sampe sopir dan keneknya pada hapal. Pada suatu perjalanan ke jogja sehabis liburan, aku duduk di sebelah suami istri dengan dua anak balita. Yang satu masih bayi,umurnya sekitar 6 bulan, satu lagi kira-kira dua tahunan lah. Ditengah perjalanan, tiba-tiba sang bayi cry bombay..,rupanya dia sakit perut dan kena diare. Karena rada blepotan,(maaf ya..) Sang ibu terpaksa harus membawa si bayi itu ke toilet yang ada di dalam bis bagian belakang. Masalahnya..nggak mudah untuk membersihkan bayi di dalam toilet bis yang goyang-goyang mulu, (yg pernah naik bis antar propinsi pasti bs ngebayangin), apalagi bayinya lagi rewel. Harus ada seseorang yang bantu megangin sang bayi, sementara si ibu membilas. Sang ayah berniat membantu, tapi si kakak nangis histeris nggak mau ditinggal. Penumpang lain mulai terlihat jutek dan menggerutu karena bis jadi berisik dan bau. Kebayang kan betapa bingungnya sepasang suami istri itu.
Karena kesian, aku menawarkan diri membantu si ibu sang ibu, bayinya gak mau kupegangin, jadi aku yg bagian bilas-bilas. Alhamdulilah, kekisruhan tersebut berakhir dengan happy ending.
Sepasang suami istri itu ngerasa sangat terbantu dan berterimakasih ( padahal mah, cuma segitu ajah yah..?), dan disela-sela obrolan, mereka berkata " mbak belum nikah kan ya..? kami doakan, nanti mbak dapet jodoh yang terbaik..", tuluuus banget ngomongnya, aku sampe terharu,hiks..!

Setiap orang tua pasti selalu mendoakan jodoh terbaik untuk anak-anaknya, tapi setelah ku fikir-fikir, kalo setiap doa orang tua terkabul dengan mudahnya, pasti nggak bakal ada cerita KDRT dan perceraian di dunia ini.

Karena itu, tanpa menafikan peran orang tua yang pasti juga selalu berdoa untuk jodoh terbaikku, aku percaya bahwa doa sepasang suami istri tersebut telah menjadi faktor tambahan, kenapa Allah kasih aku jodoh yang terbaik.

Suamiku, dengan segala kebaikan yang menyertainya, menjadi salah satu support terbaik yang membuatku terus bersemangat untuk menebar manfaat bagi sesama.
Walopun, semua yang kulakukan ini lillahita'ala, tapi teteup..aku bahagia tiap mendengar untaian do'a yang terlantun dari setiap mulut yang tertuju padaku. Karena kita tidak pernah tau, dari mulut siapa doa terkabul.

*tulisan ini sebagai ganti sebait puisi indah
  untuk suamiku tercinta
  untuk 9 tahun pernikahan yang indah

eh, yg tahun lalu kayaknya masih kesimpen deh, sekalian taro disini ya, biar gak ilang..

8 years ago
u re sent, as an answer to ma prayer, from up above
started to share our dreams together
bout a small house with 3 little angels inside
started to write the story bout this long journey
not only about the tears,sorrow n pain..
but how we face it together
i thank God everyday, to have someone like u
and i want u to know.,
until today...u still take ma breath away..

By Verawati

Ketika Mulut Terbungkam

Akan datang hari mulut dikunci, kata tak ada lagi.
Akan tiba masa tak ada suara, dari mulut kita.
Berkata tangan kita tentang apa yang dilakukannya.
Berkata kaki kita kemana saja ia melangkah.

Itulah sepenggal lirik lagu  Chrisye, yang berjudul “Ketika Tangan dan Kaki Berbicara”.
Begitulah peristiwa yang terjadi di akhirat kelak. Saat di dunia hanya mulut yang berbicara, maka di akhirat nanti ia dibiarkan bungkam. Kaki dan tanganlah yang akan memainkan peran untuk berbicara. Sesuai dengan firman Allah:
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”. (Q.S. Yasin : 65)

Kaki dan tangan akan menjadi saksi kita. Apa saja yang sudah kita lakukan di dunia ini?
Apakah tangan ini lebih banyak untuk menolong orang atau suka memukul orang?
Apakah kaki ini lebih sering melangkah ke majelis ilmu atau ke tempat maksiat?

Jangan sampai di akhirat kelak kita menyesal terhadap apa yang kita lakukan di dunia. Gunakan tangan dan kaki ini untuk kebaikan yang bisa bermanfaat untuk orang di sekitar kita. Karena itulah menjaga tubuh dari perbuatan maksiat adalah kepastian agar selamat dari adzab Allah. Allah Maha Tahu dan Maha Berkuasa atas segala makhluknya.

Bukan hanya tangan dan kaki kita. Begitu pun dengan semua barang-barang yang kita miliki. Gunakanlah untuk segala macam kebaikan.

Ketika kita punya motor, maka gunakanlah untuk kebaikan  seperti datang ke majelis ilmu, menjenguk orang sakit, mengantar teman yang sakit.

Ketika kita punya handphone, maka gunakan untuk berbagi nasihat kebaikan, mendengarkan murottal Al-Qur’an, dan sebagainya.

 Maka perbanyaklah kita mengingat hari akhir dan neraka, karena yang demikian akan menambah rasa keimanan kita kepada Allah dan menambah rasa takut kepada Allah.

Sungguh alam akhirat sangatlah berbeda dengan dunia. Kenikmatan dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan kenikmatan surga dan panas dunia tidak sebanding dengan panasnya neraka.

Semoga kaki dan tangan ini menjadi saksi kita dalam hal kebaikan. Begitu juga dengan  barang-barang yang kita miliki bisa menjadi saksi atas kebaikan yang telah kita lakukan. Semoga menjadi pemberat amal kebaikan kita, sehingga surga yang kita impikan dapat kita raih. Aamiin.

Tidak tahu kita bila harinya, tanggung jawab tiba
Rabbana..
Tangan kami..
Kaki kami..
Mulut kami..
Mata hati kami..

Luruskanlah
Kukuhkanlah..
Di jalan cahaya..
Sempurna..



@utamidwikania

M.E.N.U.N.G.G.U

Menunggu adalah sesuatu yang penuh harap.  Berharap dengan tenang ataupun penuh kecemasan. Apakah yang dinantikanya  akan datang atau tidak?

Menunggu bagi siswa sekolah adalah saat pembagian raport. Apakah berwarna hitam atau merah? Atau berwarna warni?
Menunggu bagi anak-anak adalah ketika ayah dan ibunya berjanji akan membelikan ia permen.
Menunggu bagi ibu-ibu yang hendak ke pasar adalah ketika menunggu angkutan umum di halte. Apakah angkutan umum bernomor 01 atau 03?
Menunggu bagi keluarga yang  sedang makan malam di restoran adalah ketika menunggu pelayan membawakan pesanan makanannya.
Menunggu bagi pelamar kerja adalah saat berada di tukang potokopi. Mempotokopi berlembar-lembar surat lamaran, CV, Ijazah, KTP, dan sertifikat-sertifikat.

Yaahh menunggu. Satu kata penuh rasa.

Bulan menunggu matahari terbenam. Matahari pun menunggu bulan tenggelam.
Begitu juga pelangi yang setia menunggu hujan reda.

Menunggu itu sesuatu yang mengesalkan.
Menunggu kamu di perempatan jalan selama bermenit-menit ditemani oleh ratusan semut yang berlalu lalang.

Menunggu itu  sesuatu yang penuh pengharapan dan membahagiakan.
Menunggu kepompong bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Ohh indahnya.

Aku pun juga merasakan menunggu. Menunggu kamu yang di sana. Hingga doa-doa penuh harap kupanjatkan pada-Nya. Ku menanti dalam taat. Kumenanti  dalam sabar. Kumenanti bersama Cinta-Nya. Hingga kamu tiba di waktu yang indah dan tepat.

Dan pada akhirnya setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi ini pun akan menunggu. Menunggu sesuatu yang pasti, tapi tak ada yang pernah tahu kapan itu terjadi. Hanya DIA yang tahu segalanya, karena DIA yang menentukan.  Maka persiapkan bekal terbaik kita, agar dalam masa menunggu tidak dihantui rasa ketakutan.  Dan inilah masa akhir penantian kita yaitu...

Menunggu AJAL tiba.



@utamidwikania


Air Mata Keberkahan

==air Mata Keberkahan==
Setiap hamba Allah pasti pernah menangis, meneteskan air mata saat merasa sedih atau terharu. Buliran air yang melintasi kedua pipi ini juga sering menitik karena rasa syukur kita akan karunia Allah yang tak berbatas. Di setiap tetesnya mengandung rembesan hikmah bagi mereka yang meneteskan karena Allah, bahkan tetesannya dapat menjadi penyebab keberkahan hidup kita. Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa ada dua tetesan yang dibanggakan dan kelak akan menjadi saksi di hari pengadilan. Kedua tetesan itu adalah tetesan darah syuhada yang wafat karena menegakkan agama Allah dan tetesan air mata karena bertaubat kepada Allah. Di sisi lain, ternyata masih ada banyak air mata yang dapat mengundang keberkahan Allah bagi hidup kita. Dalam kesempatan ini, kita akan mengenali beberapa jenis air mata yang mengundang akan keberkahan tersebut.
Pertama, air mata yang terjatuh karena rasa cinta, takut, dan rindu kepada Allah Swt. Tetesan air mata ini keluar bercampur dengan rasa haru dan bahagia karena telah menemukan hakikat cinta kepada Sang Khalik. Hakikat itu diiringi dengan rasa takut akan dosa-dosa yang telah diperbuatnya.
Kedua, air mata yang tertetes karena rasa rindu yang mendalam terhadap Rasulullah SAW, keluarga, dan para sahabatnya. Kita dapat melihat mereka yang gemar melisankan sholawat kepada Rasul Allah seringkali terlarut dalam renungannya. Ia sangat berharap dapat dikunjungi Rasulullah SAW dalam mimpinya dan kelak dapat memperoleh syafaatnya. Inilah salah satu rasa rindu dalam tetesan air mata yang diberkahi. Di hari pembalasan nanti, indera penglihatan mereka akan ikut bersaksi di hadapan Allah SWT bahwa mereka adalah golongan umat Rasulullah SAW.
Ketiga, air mata bahagia karena telah berbakti kepada orangtua. Saat mengenang dan menatap wajah kedua bapak ibunya, seketika muncullah aura kebahagiaan pada hati orang tersebut. Buliran air matanya pun tak terasa tertetes dan seakan berbicara mewakili segala yang dirasa. Di sinilah air mata menjadi saksi di hadapan Allah SWT. Setidaknya orang ini tercatat sebagai anak yang berbakti dan mendapat rida dari orangtuanya.
Keempat, air mata yang keluar saat kita bertaubat, ketika kita teriingat akan dosa-dosa yang telah diperbuat. Baik dosa kecil maupun dosa besar. Baik karena malu, menyesal atau rasa takut yang teramat dalam kepada Allah SWT. Seseorang yang menyesali setiap dosa-dosa dan segala khilafnya, ia lantas berdoa dan bersimpuh memohon agar diampuni. Kemudian dia menangis sejadi-jadinya maka Insya Allah air matanya ini termasuk air mata yang diberkahi.
Kelima, air mata karena iba dan keprihatinan. Saat kita mendengar, melihat, dan menyaksikan mereka yang membutuhkan santunan, seperti anak yatim yang tak berpunya, orang-orang miskin yang berjuang untuk bertahan hidup, atau orang tua jompo yang ditelantarkan oleh anak dan keluarganya. Kemudian orang tersebut merasa iba dan jatuhlah air matanya. Insya Allah air mata yang terjatuh itu juga merupakan air mata keberkahan.
Keenam, tetesan air mata yang diberkahi adalah yang tertetes karena kita ternggelam dalam khusyuknya ibadah. Selain itu juga rasa haru dan bahagia karena bisa berkumpul dengan orang-orang saleh di majelis ilmu dan zikir.
Itulah keenam jenis air mata keberkahan, di mana setiap dari kita pasti berusaha untuk meraihnya. Meraih keberkahan Allah yang tiada berbanding meski air mata semua hamba-Nya dikumpulkan. Karena air mata ibarat mutiara, titikannya mengungkapkan segala rasa, melewati suka dan duka. Meneduhkan yang jemawa, membawanya dalam keberkahan Rabbnya: Allah Tuhan Semesta Alam.
Wallahu a’lam bisshawab.
Sumber: Materi Ustadz Muhammad Arifin Ilham
Www.fimadani.com

Keluarga kan membentuk karakter anak...

Keluarga kan membentuk karakter anak...
anak itu merekam semua baik apa yg dilihat, ddengar, perilaku, dll yg dilakukan keluarganya dan segala hal yg terjadi dikeluarganya..termasuk perlakuan ayah ke ibu,  ibu ke ayah, orang tua ke anaknya..
Semua terekam didalam alam bawah sadar yg akhirnya akan membentuk perilaku..contoh simple kayak iklan, anak kecil gampang inget semua, dr kata2 dll...

Apa lg dikeluarga semua berulang terus menerus..makin nancep deh
Trus hubungan nya sama nikah?
Kl keluarnya baik2 aja mungkin gpp..namun gmn dgn yg sebaliknya..
Hubungannya...
Ketika kita sudah semakin dewasa..dan terus tercekoki dgn hal2 itu...
Kita tau kl kita 'tidak suka' 'benci' dgn perlakuan mereka..kenapa sih mereka gitu..kadang tanpa kita sadar.  Kita akan melakukan hal yg sama yg dulu kita  g suka itu
Kl teori psikologinya aku g teralu paham
Tp menurut pengamatan sih ini memang bnyk kejadiannya
Misal g suka cara bapak memperlakukan ibu atau sebaliknya
Anak bagai kertas putih, bgm kedepannya orgtua dan lingkungan yg akan ikut membentuknya
Entah kita akan melakukan yg sama atau kita dpt pasangan yg seperti yg kita ga inginkan itu
Ini pengalaman pribadi pak noveldy dg istri
Hal2 yg terekam dialam bawah sadar memang akan mempengaruhi perilaku kita tanpa kita sadari
Stlh mereka menikah ternyata tahu masing2 punya pengalaman yg g enak ttg keluarganya msg2..disitu berdarah2nya mempertahankan rumah tangganya smp skrg
Nnt akan mempengaruhi pemilihan pasangan hidup ran.. 🙈 panjang yah nulisnya
Ttg pak noveldy coba benar2 mendekat lg dgn org tuanya...dan memaafkan 'kesalahan'  orang tua yg mungkin g disengaja tp bikin kita g nyaman  sbg anak.
Kl belum mampu ketemu org tua (atau org tuanya sudah tdk ada) secara virtual
Sebelum tidur..bayangkan org tua ada ddpn kita..lalu ungkapkan segala uneg2 sampe puas..nangis aja..sampai lega..
Gitu aja terus dilakukan..dan impian2 kita ttg mereka silahkan..

Lalu diakhiri dgn bersyukur
Sampai kita benar2 menghilangkan segala rasa sakit dihati
Pak noveldy melakukan itu lama berbulan2 kl g salah sampe dititik dia berani telp org tuanya untuk minta maaf dan memaafkan mereka
Smp skrg akhirnya bs ketemu langsung dan minta maaf
Begitu kira2..

Mungkin ada yg kelewat ato kurang ya..tanya pd ahlinya untuk lebih lanjut.

Diberdayakan oleh Blogger.